Jumat, 29 Juni 2012

Keluar dari Kotak Nyaman

Dari sekelompok kecebong yang hidup di sebuah selokan kecil, ada seekor yang merasa cemas dengan kondisi lingkungan, populasi yang banyak, dan musim kemarau. Ia sering meloncat-loncat ke atas air untuk melihat apakah ada tempat yang lebih besar untuk mempertahankan hidup bila musim kemarau berkepanjangan.
Setelah melihat-lihat, ternyata ada satu selokan yang lebih besar dengan air yang lebih banyak, maka ia pun mulai berpikir untuk bermigrasi kesana.
Ketika ia mengajak teman-temannya migrasi, mereka umumnya menolak.
Di sini kan sudah hidup nyaman dan enak, makanan tersedia, teman banyak. Jadi, untuk apa susah-susah pindah ke tempat baru yang belum tentu lebih baik?”
Teman-temannya hanya melihat kondisi sekarang. Mereka tidak mau berpikir mengenai tantangan dan ancaman yang bakal dihadapi di masa depan. Sedangkan ia, selain menikmati hidup, juga selalu memerhatikan kedalaman air selokan sudah semakin menurun. Ia bertekad untuk meloncat ke selokan yang lebih besar di sebelahnya.
Bila tidak mengambil risiko sekarang, takkan ada kesempatan lagi,” begitu pikirnya. Ia sadar, karena kecebong memiliki daya loncat terbatas, ia takkan bisa lagi melompat ke selokan sebelahnya bila ketinggian air tidak mencukupi. Makan meloncatlah ia dan selamatlah hidupnya.
Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan air di selokan kecil itu semakin berkurang dan akhirnya habis. Kecebong-kecebong yang tidak mau pindah akhirnya mati kekeringan.
Kesuksesan kita sebenarnya tidak jauh, hanya diluar zona aman kita.
Tembaklah bulan. Bahkan jika Anda meleset, Anda akan mendarat diantara bintang.” – Brian Littrell


Tidak ada komentar:

Posting Komentar